" Ini Menara Saidah, udah lama gak dipake, dan terkenal angker. Dulu film horror tentang lantai 13 (gua lupa namanya) terinspirasi dari kisah horror gedung ini. Kisah yg terkenal, dulu pas gedung ini masih buka, sering ada orang dateng bilang diundang interview ke lantai 13..."
Sebuah unggahan warganet yang mengaku mendapat undangan interview kerja di Menara Saidah, Jakarta, viral di media sosial Twitter. Dalam pengakuannya, ia urung menghadiri interview tersebut karena sedang berada di Tulungagung, Jawa Timur. Unggahan tersebut diunggah akun Twitter @workfess pada Minggu (23/1/2022). Hingga kini, unggahan itu telah dibagikan sebanyak 547 kali dan disukai oleh 4.846 warganet. Dari sejumlah komentar warganet di unggahan tersebut menyinggung soal Menara Sarinah yang lama tidak dihuni sehingga menjadi angker.
Berikut ini merupakan 7 fakta unik Menara Saidah :
1. Dibangun tahun 1995
Menara Saidah mulai dibangun pada tahun 1995 oleh kontraktor PT Hutama Karya dan selesai pada tahun 1998. Awalnya, bangunan perkantoran ini bernama Gracindo dan disebut-sebut menelan biaya pembangunan hingga Rp 50 miliar. Hutama Karya membangun gedung ini, sekaligus menjadi bangunan pencakar langit pertama yang dibangun oleh kontraktor ini.
2. Arsitektur bergaya Romawi
Dikutip dari arsip PT Hutama-Karya, arsitektur gedung tersebut bergaya Romawi berlantai 30 dan menjulang di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Gedung yang dipenuhi ornament baik tampak luar maupun tampak dalamnya, memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam pelaksanaannya. Patung-patung gaya Romawi yang langsung diimpor dari Italia.
3. Pemilik pertama Mustika Ratu
Dikutip dari BangkaPos, pemilik pertama gedung tersebut adalah PT Mustika Ratu atas nama Mooryati Sudibyo. Kemudian gedung tersebut dilelang pada 1995 dan dimenangkan oleh Keluarga Saidah dengan pemilik diserahkan kepada Fajri Setiawan, anak kelima Nyonya Saidah.
4. Asal nama Menara Saidah
Nama Saidah diambil dari nama pemiliknya, Saidah Abu Bakar Ibrahim. Saidah Abu Bakar Ibrahim sendiri merupakan mertua dari pemain film dan sinetron Inneke Koesherawati. Setelah berpindah dari Mustika Ratu ke Keluarga Saidah jumlah lantainya pun bertambah dari awalnya hanya 15 menjadi hampir dua kali lipat yaitu 28 lantai.
5. Kantor PPU hingga Kementerian
Dari arsip Harian Kompas, 2 September 1999 mencatat, bangunan tersebut pernah menjadi kantor Sekretariat Panitia Pemilihan Umum (PPU) 1999. Tak hanya itu, gedung yang terletak di Jalan Letjen MT Haryono itu juga pernah menjadi kantor Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia. Saat ini, kementerian tersebut bernama Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi.
6. Ditutup 2007
Karena miring Bangunan megah tersebut resmi ditutup untuk umum di tahun 2007 karena diduga bangunannya miring beberapa derajat. Kondisi tersebut dianggap membahayakan keselamatan penghuni gedung. Konstruksinya dianggap bermasalah sejak awal, namun dari pihak pemilik maupun Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) tidak ada yang bersedia memberikan penjelasan. Menurut pengakuan warga setempat, sempat ada kegiatan renovasi pada pertengahan 2015, tetapi renovasi terhenti setelah berjalan dua bulan, dikutip dari Harian Kompas, 3 Agustus 2016.
7. Sempat akan diambil alih Pemprov DKI Jakarta
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sempat berencana untuk mengambil alih pemanfaatan Menara Saidah pada tahun 2016. Namun rencana tersebut urung terlaksana. Hingga kini Menara Saidah masih tak difungsikan dan terlihat mangkrak. Bangunan itu juga dikelilingi pagar seng dan dijaga oleh beberapa orang.
Baca Juga : "
Cara Mendapatkan Keuntungan Bermain Slot Secara Daring"
0 Komentar